Kamis

Dari Redaksi


Perbedaan jender saat ini tidak lagi menjadi penghalang bagi kaum wanita untuk menjadi manusia super, dengan bekerja untuk mendapatkan uang tanpa harus bergantung pada laki-laki serta dikekang dengan kondisi fisik  sebagai seorang wanita. Saat ini banyak sekali wanita yang menata kariernya di berbagai bidang, seperti politik, pendidikan, birokrat, ilmuwan, dan bahkan aktifis sosial. Namun tidak semua wanita mendapatkan kesempatan serupa.
Feminisme yang awalnya lahir di Eropa dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet. Gerakan ini berusaha  mendapakan kebebasan bagi seorang perempuan, sementara di Indonesia dipelopori RA Kartini.
Menurut  Yubahar Ilyas, Feminisme adalah reaksi akan ketidakadilan jender yang menimpa kaum wanita baik dalam keluarga maupun masyarakat. Ada tiga ciri dalam Femisme,  pertama, yaitu menyadari akan adanya ketidakadilan jender. Kedua, memaknai bahwa jender bukan sifat kodrati, serta ketiga, memperjuangkan adanya persamaan hak pria dan wanita.
Kitab Genesis menjelaskan bahwa Allah menciptakan bumi dari empat unsur kosmos yang tidak terpisahkan. masyarakat Asia mempercayai bahwa air dan bumi sebagai simbol feminim, sedangkan angin dan api simbol dari maskulin. Semua unsur itu merupakan wujud, kasih dan kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada ummat-Nya. Dari berbagai simbol itulah masyarakat Asia mulai mengenal gerakan Feminisme untuk keluar dari ketertindasan.
Islam memberikan  peluang bagi wanita untuk berpolitik, hal ini dibuktikan ada beberapa wanita muslimah yang turun dalam politik. Islampun memperbolehkan asalkan tidak merugikan diri, keluarga, agama, dan negaranya. Selain itu Islam juga memberikan hak profesi  di luar  rumah. Namun ada beberapa ulama fikih seperti Imam Syafi’i dan Maliki yang  membatasi mereka bekerja di luar rumah. Kebolehan wanita bekerja di luar rumah di tentukan sebab kebutuhan rumah tangganya betul-betul kurang tercukupi serta eksistensi wanita memang dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan yang sesuai dengan kepribadian wanita.
Awalnya, beberapa agama diluar islam menentang gerakan Feminisme. Hal itu disebabkan Feminisme dituding akan memberikan kebebasan mutlak bagi perempuan. Anggapan ini akan mengancam posisi laki-laki yang sebenarnya bertugas melindungi perempuan.
Kondisi bangsa Indonesia yang multikultur baik dari aspek agama, suku, maupun bahasa, memberikan pandangan tersendiri bagi gerakan Feminisme. Akankah gerakan Feminisme di Indonesia masih belum mendapatkan ruang khusus di setiap agama? Tentunya tidak semua agama mau menerima gerakan Feminisme  khususnya, kecuali adanya gerakan secara masif untuk memperjuangkannya.
 Arief Rizqi Hidayat*




3 komentar:

mauli mengatakan...

mengapa sepertinya FEMINISME itu hanya teruntuk kaum perempuan saja???
apakah emang harus sesempit itu mengartikan FEMINISME???
seandainya saja, sedikit mengkaji lawan katanya, mnkin representasi dari FEMINISME tidak hanya pada perempuan saja.
Trims.............!!!

MAULI FIKR
(Sahabat Rayon Dakwah)

Corong mengatakan...

Feminisme tidak hanya identik dengan perempuan melaikan feminisme merupakan gerakan kauam yang tertindas untuk mecari sebuah kebebasan.

Mas Encing mengatakan...

Kalau feminisme hanya untuk cewek terus cowo-cowok yang tertindas namanya apa dong sahabat rayon dakwah?

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes