Setiap hari waktu kita hanya digunakan untuk bekerja, untuk mengumpulkan nilai rupiah,agar kebutuhan hidup bisa terpenuhi, baik yang primer, sekunder maupun tersier.Jika kebutuhan primer sudah terpenuhi, maka ada rasa keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang sekunder. Kebutuhan sekunder terpenuhi, timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang tersier. Hal ini yang menunjukkan bahwa manusia tidak pernah merasa puas. Akibatnya manusia selau bergantung pada rupiah (uang). Begitu pentingnya rupiah bagi kehidupan kita.
Tahukah anda sebagai orang Indonesia, bahwasannya nilai rupiah jauh lebih besar bila dibanding dengan mata uang negara lain. Bank Indonesia mencatat bahwa “nilai mata uang tertinggi di dunia dipegang oleh Indonesia”.
Dengan begitu berarti Indonesia mengalami revolusi nilai mata uang yang cukup cepat. Hal ini terbukti bahwa nilai 1$ USA jika dikurskan ke rupiah akan menjadi kurang lebih Rp. 10,000. Ini menunjukkan betapa tinggi nilai mata uang rupiah jika dikurskan ke dollar Amerika. Karena nilai 1$ USA yang hanya menggunakan satu angka jika dikurskan ke rupiah melibatkan ribuan. Dalam arti melibatkan 5 angka. Namun kedua mata uang tersebut nilai tukarnya sama.
Hal seperti ini merupakan tugas bagi seluruh warga Indonesia terutama pemerintah untuk menurunkan atau mengecilkan nilai rupiah. Ada dua cara dalam menangani masalah tersebut. Pertama, menggunakan metode sanering atau pemotongan pada nilai tukar rupiah. Metode ini dimaksudkan bahwa nilai mata uang rupiah tetap. Namun nilai tukarnya yang berkurang. Misalnya dengan uang Rp. 6,000 kita bisa gunakan untuk membeli 1 kg beras. Namun dengan metode sanering maka uang Rp. 6,000 hanya mendapat 3/4 kg. Kedua, metode redenominasi, yaitu praktek pemotongan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Metode ini dimaksudkan untuk mengurangi angka nilai rupiah. Namun tidak mempengaruhi nilai tukarnya. Misalnya meredenominasi nilai Rp. 1000 dengan cara menghilangkan 3 angka nol. Sehingga menjadi Rp.1 namun Rp.1 itu nilai tukarnya tetap sama dengan Rp.1000. Harus dipastikan bahwa dapat membeli barang yang sama. Metode yang pertama dirasa kurang efektif sebab metode tersebut akan membuat orang semakin miskin.
Lain halnya dengan metode yang kedua atau redenominasi mampu meningkatkan perekonomian. Bukti dari mampunya metode redenominasi untuk meningkatkan perekonomian yang baik, kita bisa melihat negara Turki yang sukses menerapkan metode redenominasi.
Menurut kepala biro riset ekonomi dan kebijakan moneter Bank Indonesia yakni Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa, “Indonesia dapat mengecilkan mata uang rupiah dengan catatan ada kesiapan konsensus politik dan kesiapan negara untuk menerapkanya”. Jadi untuk meredenominasi rupiah, maka harus ada kesiapan konsensus politik dan kesiapan masyarakat dalam menerima pemotongan nilai rupiah dalam nilai tukar yang sama. Namun, jika tidak ada kesiapan maka Indonesia akan sama dengan yang dialami oleh negara Zimbabwe yang gagal dalam menerapkan redenominasi mata uang sehingga terjadi inflasi yang besar-besaran sehingga membuat negara rugi besar.
Azam, Sosiologi IV
0 komentar:
Posting Komentar