Menarik untuk diperhatikan, global warming
mengancam kehidupan manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan sungguh sangat merugikan. Hal ini dikarenakan, pemanasan global berpotensi menimbulkan adanya pergeseran ekosistem, degradasi lingkungan serta perubahan cuaca dan lautan.
mengancam kehidupan manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan sungguh sangat merugikan. Hal ini dikarenakan, pemanasan global berpotensi menimbulkan adanya pergeseran ekosistem, degradasi lingkungan serta perubahan cuaca dan lautan.
Kondisi ini memaksa masyarakat untuk mawas diri dengan perkembangan iklim yang tidak bersahabat bagi populasi manusia. Berbagai kemungkinan negatif rawan akan terjadi. Demikian menjadi problem hangat untuk dibicarakan.
Pergeseran Ekosistem
Pergeseran ekosistem berdampak pada penyebaran penyakit. Ambil contoh, penyakit demam berdarah. Nyamuk aedes aegypti (demam berdarah) mempunyai pola hidup dan berkembang biak di daerah beriklim tropis. Dengan demikian, nyamuk berpenyakit mematikan ini cenderung hidup diperkotaan yang panas ketimbang di pegunungan yang bersuhu udara dingin. Namun, dengan adanya global warming, lingkungan pegunungan yang semula dingin berubah menjadi panas. Sehingga keadaan ini membuka keran besar bagi pembiakan nyamuk demam berdarah.
Maka langkah mengentas nyamuk berdarah dengan fogging (semprot bergas) hanya sebatas mengatasi permukaannya saja, belum menyentuh akar persoalan sebenarnya. Nyamuk aedes aegypti mampu berkembang biak salah satunya diakibatkan dari pemanasan global. Maka untuk mengatasinya, mulailah dari memikirkan cara meminimalisir global warming.
Perubahan Cuaca dan Lautan
Demikian pula pada perubahan cuaca dan lautan, yang ditandai meningkatnya temperatur secara global. Kondisi ini memantik munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas dan kematian serta kronis, penyakit yang bepotensi dialami anak-anak dan orang tua. Tidak cukup sampai disini, temperatur panas juga sangat berakibat fatal pada gagalnya pertanian masyarakat. Pertanian sebagai sumber kehidupan, jika gagal panen maka besar kemungkinan berimbas pada kelaparan dan kekurangan gizi.
Anomali cuaca dan peningkatan permukaan air laut sangat mengancam ketentraman masyarakat. Anomali yang disebabkan oleh mencairnya gunung es di kutub utara, bisa menyebabkan banjir, kebakaran, badai dan bencana alam lainnya serta kematian oleh sebab trauma yang berkepanjangan. Bagaimana tidak, bencana alam biasanya diiringi dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian yang berpotensi memunculkan penyakit seperti, penyakit kulit, trauma, diare dan lain-lain.
Degradasi lingkungan
Degradasi lingkungan menjadi bagian yang tak terpisahkan akibat meningkatnya atmosfer suhu bumi. Pembuangan limbah sembarangan ikut memicu terjadinya penyakit dalam masyarakat. Ditambah lagi dengan polusi udara hasil emisi gas pabrik dan kendaraan yang tidak terkontrol, memiliki kontribusi tinggi terhadap munculnya penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, penyakit jantung dan paru kronis.
Sungguh menjadi ironi kehidupan, masyarakat seraya dilarang keras menikmati keindahan dan kesehatan lingkungan. Kesehatan merupakan barang mewah yang harus dibayar mahal. Demikian pula lingkungan tidak memihak masyarakat akibat jengah terhadap kelakuan busuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena, bagian dari penyebab adanya bencana dan peyakit menular, juga disebabkan oleh maraknya illegal logging (penebangan kayu illegal).
Adaptasi Iklim
Sejatinya, pemanasan global bukan barang yang pantas ditakuti dan harus dihindari. Bagaimanapun, akan mengitari dan menjadi selimut di dunia modern. Karena tidak satupun barang-barang teknologi yang terhindar dari andil terhadap pemanasan global seperti, pesawat, kendaraan bermotor dan lain-lain.
Dengan begitu, hal yang harus dilakukan adalah upaya dalam mengakrabkan diri dengan sumber-sumber energi perubah temperatur. Dalam arti, adaptasi dengan sumber-sumber perubah iklim perlu dilakukan.
Tidak logis ketika masyarakat menghindar dari menggunakan kendaraan bermotor. Karena bagaimanapun, manusia membutuhkannya untuk mempercepat terpenuhinya kebutuhan. Namun, anjuran pemerintah untuk menggunakan kendaraan bermotor jenis empat tak, patut untuk dilaksanakan. Karena jenis ini dapat meminimalisir polusi udara. Jika memungkinkan gunakan kendaraan umum.
Wiellyam menawarkan tiga konsep untuk mengantisipasi gelombang perubahan iklim. Konsep tersebut ia sebut sebagai 3M, mulailah dari hal kecil, mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang. Seperti, mulai dari menanam pohon di lingkungan sekitar. Sederhana memang, tetapi jika seluruh manusia melakukannya, maka besar kemungkinan apa yang disebut pemanasan global dapat tertangani.
Demikian menjadi pertimbangan penting, global warming sebagai tanggung jawab bersama. Akhirnya, satu langkah kecil yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan, merupkan lompatan besar di masa yang akan datang. Dan jangan pernah ragu untuk berbuat hal kecil demi merajut kebaikan di masa akan datang. AbdulAziz, Pimred Arta*
0 komentar:
Posting Komentar