Kamis

Pacaran Perspektif Struktur Fungsionalisme


(Refleksi Teori Sosial Dengan Fakta Sosial menurut Talcot Parson)
Cinta yang sering diaplikasikan dengan pacaran merupakan hal yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan remaja masa kini. Tak terkecuali kampus IAIN sunan ampel surabaya yang mahasiswanya tidak sedikit yang berpacaran. Mulai dari ngerjain tugas bareng, kekampus bareng, boncengan, duduk berduaan dan berbagai hal yang biasanya dilakukan bersama-sama. Hal itu biasanya dilakukan di sekitar kampus, seperti di kos-kosannya.
Saya kira hal itu biasa, selama mahasiswa yang bersangkutan masih menjaga norma-norma kesopanan, sehingga hal-hal yang tidak patut untuk dikerjakan dihindari dan dijauhi, meskipun secara norma agama ketika duduk berdua sudah tidak boleh.
Fakta sosial (pacaran) disini, menarik sekali jika dikaji melalui perspektif struktural fungsional. Teori ini mengkonsepsikan pola hubungan yang terjadi antara individu dengan pranata sosial, individu dengan struktur sosial, serta pranata sosial dengan struktur sosial. Hubungan tersebut hanya untuk mencapai ORDER (keteraturan), hal itu adalah merupakan cita-cita besar dari teori ini, yaitu mencapai masyarakat yang TERATUR.
Konsep masyarakat dalam teori ini ialah masyarakat terdiri dari elemen/bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Oleh karena itu, struktur dalam sistem sosial, fungsional pada struktur yang lain. Apabila tidak fungsional, maka struktur itu pasti akan hilang secara perlahan. Artinya bahwa suatu system sosial cendrung memberi “sumbangan (fungsi)” pada system sosial yang lain. Apabila  tidak seperti itu, pasti ia mengabaikan kemungkinan bahwa suatu system sosial bisa menentang fungsi-fungsi lain. Jika hal itu terjadi maka ia tetap berupaya menyelesaikan konflik tetapi tetap dalam keseimbangan.
  Pada tulisan ini,kami akan lebih dispesifikkan pada paradigma AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latensi) yang dikemukan oleh Tallcot Parson serta akan kami hubungkan dengan fakta sosial (pacaran).
Pertama, Adaptation (sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan lingkungan dengan kebutuhannya), artinya disini pacaran harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang kita ketahui IAIN merupakan lingkungan yang islam, jadi saya pikir salah kemudian jika ada mahasiswa berpacaran di area kampus IAIN sunan ampel Surabaya. Karena hal itu sudah tidak menjalankan fungsi dari kampus IAIN, yaitu  tempat untuk menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang cerdas dan pintar, bukan malah dijadikan tempat pacaran.
Kedua, Goal Attenment (pencapaian tujuan) artinya disini kita dituntut untuk mencapai tujuan utama. Kita sebagai mahasiswa tujuan utamanya adalah untuk mencari ilmu. Jadi apabila pacaran tersebut sampai mencegah/menghambat kita dalam mencari ilmu, maka hal itu sudah tidak patut kita kerjakan dan harus dijauhi. Sehingga tidak mengganggu lagi terhadap tujuan utama kita yaitu mencari ilmu. Dan hal ini banyak ditemui di kalangan mahasiswa, yang dulunya aktif diskusi, kajian, dan sebagainya, tapi ketika sudah punya pacar dia malah menjauh dari hal-hal yang seharusnya ia lakukan sebagai mahasiswa.
Ketiga, Integration (harus mengatur antar hubungan), artinya bahwa antar komponen-komponen dalam pacaran harus ada aturan yang mengikat komponen didalamnya. Titik tekan dari fungsi integration ini ialah mengatur antar hubungan. Hubungan mahasiswa dengan lingkungannya, hubungan mahasiswa dengan kebutuhannya, dan hubungan mahasiswa dengan tujuan utamanya,serta hubungan mahasiswa dengan pemeliharaan pola tersebut.
Keempat, Latency (pemeliharaan pola), pada fungsi ini kita diharuskan memelihara keutuhan pola yang diterangkan dari tadi. Hal itu perlu dipelihara karena untuk menerapkan keempat paradigma ini cukup sulit, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jadi, pacaran itu harus sesuai dengan keempat paradigma AGIL tadi, supaya berfungsi. Kalau sudah berfungsi, maka secara tidak langsung akan fungsional pada sistem sosial yang lain. Jika hal tersebut sudah tercapai, maka keteraturan (order ) akan nampak dengan sendirinya dan yang pasti akan tercapai apa yang namanya “masyarakat teratur”.  M.Syarrafa Mahasiswa BKI IV*





0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes