Senin

Bagaimana Pergerakan Membesarkan Kadernya?


Salah satu pertanyaan mendasar dalam benak tiap aktifis organisasi ekstra kampus, termasuk aktifis PMII adalah bagaimana ia akan mampu menjadi manusia sesungguhnya dengan pilihan aktifitas yang dijalaninya? Pertanyaan ini lahir sebagai bagian dari upaya internal dalam diri seorang aktifis untuk memastikan bahwa pilihan organisasi yang dipilihnya mampu memberikan kontribusi positif bagi dirinya sendiri. Kontribusi positif tersebut dapat dibuktikan dengan kemampuan untuk tetap survive dan berkembang sesuai dengan impian yang ditetapkan oleh organisasi yang diikutinya.
Pertanyaan tersebut dapat juga berbunyi “apakah organisasi yang saya ikuti akan dapat membesarkan saya ketika saya telah berbakti dan berkorban dengannya?”. Tentu tidak mudah menjawab problem tersebut sebab ada banyak faktor dan variabel yang terkait dengannya. Namun justru karena pertanyaan tersebut tidak mudah dijawab, maka kebanyakan aktifis “melupakannya” dalam proses yang dijalaninya.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan tersebut. Pertama, dari sisi internal diri aktifis, pertanyaan tersebut sebenarnya merupakan ujian pertama baginya untuk menemukan orientasi dari pilihan hidupnya menjadi seorang aktifis. Orientasi tersebut dapat dipengaruhi oleh persoalan internal berupa tujuan individual yang ingin dicapainya di masa depan dengan organisasi yang dipilihnya. Orientasi itu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dari diri aktifis yang mampu memberikannya motif harapan atau impian di masa mendatang. Meminjam istilahnya Alferd Schutz dalam kajian Fenomenologis, ketika seorang aktifis ingin menjawab pertanyaan tersebut, maka ia harus mencari penjelasan tentang in order to motive (motif tujuan) dan because motive (motif sebab) dari pilihannya menjadi aktifis.
Kedua, pendekatan organisatorial. Artinya, organisasi mahasiswa ekstra kampus ditantang untuk dapat memberikan jawabannya terhadap pertanyaan tiap kadernya berkaitan dengan garansi survivalitas ketika dan pasca aktif di dalam organisasi. Ironis jika organisasi ekstra kampus tidak memiliki solusi strategis bagi tiap kadernya untuk mampu “menjadi orang” setelah mereka aktif secara fungsional.
PMII adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang memiliki sejarah, ideologi, dan paradigma gerakan dalam menjalankan tiap kebijakan organisasinya di tiap level dari Rayon, Komisariat, Cabang, Koordinator Cabang, dan sampai Pengurus Besar. PMII memiliki Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang menjadi dasar berpikir dan bertindak dalam koridor kelembagaan. PMII juga memiliki kedekatan ideologi –yang dalam waktu belakangan diganti ke arasy manhaj al-fikr—dengan ahlu al-sunnah wa al-jamaah (Aswaja). Maka sangat rasional dan beralasan jika PMII mampu memberikan penawaran kepada tiap kadernya untuk bereksplorasi menuju kader yang membanggakan.
Ada beberapa pilihan yang dapat diajukan PMII kepada kadernya untuk dapat menjadi sukses yang tercermin dalam orientasi gerakan organisasinya. Pertama, structural movement. Pilihan ini memberikan kesempatan kepada tiap kader PMII untuk belajar dan mengasah kemampuannya dalam wilayah politik-struktural dalam lembaga negara dan pemerintahan dengan birokrasi di simpul-simpul kekuasaan. Artinya, gerakan struktural yang dijalankan PMII mengarahkan kadernya untuk mampu berjuang di berbagai lembaga negara dan pemerintahan yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan kebijakan politik bagi masyarakat secara umum. Gerakan struktural menuntut adanya proses pembelajaran politik dan birokrasi yang dijalani oleh kader yang memilih saluran ini agar ketika berada pada struktur kekuasaan mereka mampu menjadi birokrat dan negarawan yang mampu dan mau memperjuangkan kesejahteraan untuk rakyat dengan sesungguhnya.
Kedua, socio-cultural movement. Pilihan gerakan ini mengarahkan kader PMII untuk memiliki responsibilitas dan kemampuan dalam proses empowerment dan developmentalism secara mandiri di tengah-tengah masyarakat. Gerakan ini menuntut kader PMII untuk memiliki kemampuan operasional dalam ranah community development sehingga ketika terjun di tengah masyarakat, ia tidak canggung lagi untuk melakukan fungsi sebagai agent of developmentalism. Profil sederhana dari gerakan sosio-kultural ini adalah terbentuknya kader-kader PMII yang aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dekat dan memperjuangkan kepentingan masyarakat secara langsung.
Ketiga, academic movement. Gerakan ini mengarahkan aktifis PMII untuk mampu menjadi pelaku utama dari kehidupan akademis di kampus. Mereka dapat menjadi tenaga pengajar atau dosen di kampus dengan spesifikasi keilmuan yang dikuasainya. Pilihan gerakan ini menuntut kader PMII untuk memiliki competitive advantage dalam hal akademis, bukan hanya sebatas kemampuan comparative advantage. Profil sebagai dosen dan peneliti, akan mengantarkan kader PMII sebagai penyalur dan pengawal keberlangsungan ilmu pengetahuan dari satu generasi ke genarasi selanjutnya secara lebih konsisten.
Keempat, economic and entrepreneurship movement. Gerakan ini mengarahkan kader untuk mampu menjadi entrepreneur dan ekonom yang berupaya mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara nyata. Pilihan ini menjadi sangat rasional dan dinanti oleh masyarakat Indonesia mengingat Human Development Index (HDI) Indonesia dari sisi ekonomi masih termasuk dalam klasifikasi negara terbelakang.
Berbagai tawaran dan pilihan yang mampu ditawarkan PMII kepada kadernya bukanlah sebatas iming-iming semata, karena hal itu akan dijawab dalam berbagai program penguatan kader di berbagai level pengkaderan dari Mapaba, PKD, PKM, dan PKL. Namun, itu semua berpulang pada kemauan kader itu sendiri untuk “mau” menjalani dan menggapai cita-cita yang diimpikannya. Maka persoalan menjadi sukses sebagai kader PMII sebenarnya bukan hanya terletak pada kesempatan yang datang dari luar diri, tapi pada kemauan dari kader itu sendiri. Artinya, menjadi sukses itu bukan karena pemberian dari PMII, tapi karena kemauan sukses bersama PMII.





0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes