Kelebihan dari berfikir manusia, membawa evolusi sosial sangat cepat yang menumbuhkan serba lengkap, super canggih dan fasilitas hidup yang mudah dipenuhi. Tapi, selain itu ternyata membawa malapetaka yang membahayakan untuk kehidupan jangka panjang. Salah satu contoh ialah makanan junk food yang banyak di minati banyak orang, baik di kalangan anak-anak, remaja sampai yang paling tua.
Yang kita pahami makanan junk food itu dikenal sebagai istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Junk food mengandung jumlah lemak yang besar. Makanan seperti ini sangat mudah didapatkannya dan mudah pula cara buatnya. Junk food makanan lezat yang disajikan dalam tempo yang cepat dan menjadi salah satu alternatif santapan bagi para pekerja yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga kesibukannya mengharuskan ia memilih yang serba instan.
Banyak sekali aneka makanan junk food di berbagai wilayah seperti halnya, makanan kemasan berpengawet dalam kaleng ataupun dibungkus plastik. makanan cepat saji (fast food) yang lebih banyak mengandung lemaknya dikarenakan menggunakan daging hasil olahan seperti yang dipakai pada burger ataupun kulit yang merupakan sumber lemak terbesar dari ayam yang disajikan dengan cara digoreng. Makanan ringan yang banyak mengandung penyedap rasa seperti MSG (Monosodium Glutamat). Zat penyedap yang satu ini bisa berakibat buruk pada tubuh jika terlalu banyak kadarnya dalam tubuh. Minuman bersoda yang bisa dijual dalam wadah kalengan ataupun botol (sajian manis beku, manisan, kering, makanan yang dipanggang/dibakar, mi instant, makanan daging yang diproses, makanan kalengan).
Dari makanan junk food, mayoritas terdapat beberapa kumpulan zat-zat yang sangat berbahaya bagi tubuh. Junk food ini mengandung kadar garam, gula, lemak atau kalori yang tinggi, tetapi rendah nutrisinya, rendah vitamin, mineral dan juga serat. Makanan ini seperti halnya makanan sampah yang kelihatan menyegarkan jika dilihat dari luarnya. Sering kita tertipu dengan makanan seperti ini, dan sangat sulit untuk dihindarkan karena sudah terlanjur dengan kebiasaan dan sulit dihindari, dari kalangan muda sampai yang paling tua sekalipun.
Dampak dari makanan ini sangat banyak sekali terhadap tubuh kita, seperti halnya kelebihan berat badan yang melebihi batas dari standarnya. Selain itu di buku The Journal of Psysiology, dalam hasil percobaannya diberitahukan bahwa mengkonsumsi junk food pada saat kehamilan dapat mengakibatkan diabetes meskipun diberikan makanan yang bergizi dan sehat secara klinis.
Dari beberapa dampak makanan junk food di atas masih banyak manusia yang masih nekat makan makanan yang telah jelas bahayanya bagi tubuh, sulit sekali untuk menghentikan para peminat ini khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri pengkonsumsi junk food semakin bertambah tiap tahunnya dari generasi tua bahkan sampai generasi muda tidak menutup kemungkinan pula anak kecil.
Dari pihak IOTF The International Obesity Taskforce, mencatat presentase jumlah penkonsumsi makanan junk food khusus untuk negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2006, angka obese di bawah usia 18 tahun tercatat 19,9 jiwa dan beda lagi di tahun sekarang. Ini merupakan suatu perkembangan yang tidak menggembirakan, bagi Indonesia. Angka-angka tersebut menunjukkan, semakin meningkatnya taraf hidup kita, semakin tinggi gejala penyakit tersebut. Terutama di Indonesia, yang mampu memberikan uang jajan untuk anak-anak mereka adalah mulai dari kelas menengah dan ke atas. Bagaimana bibit-bibit bangsa ini bila usia muda telah harus berkonfrontasi dengan penyakit di luar kemampuannya mengontrol.
Dari banyaknya penkonsumsi makanan sampah juga mempengaruhi jumlahnya peningkatan penyakit. Telah tercatat lebih dari 60 persen jumlah penderita diabetes di dunia berada di Asia. Penderita diabetes di India meningkat dari 40 juta ke 70 juta; di China penderita diabetes meningkat dari 39 ke 59 juta; Bangladesh dari 3.8 juta meningkat menjadi 7,4 juta penderita. Menurut data dari International Diabetes Federation, negara Asia Tenggara termasuk Indonesia,angka penderita diabetesnya juga meningkat pesat (document: Renbol On 26 Dec 2010).
Dan jumlah presentase dari banyaknya penderitaan juga banyak pertumbuhan angka kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan kenaikan pengidap diabetes miletus tipe 2 sebanyak 8,4 juta orang pada tahun 2000, meningkat pesat menjadi 21,3 juta pada tahun 2010. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), diabetes miletus menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di perkotaan. Adapun di pedesaan, diabetes miletus menduduki peringkat keenam dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8 persen (artikel medis, 20-04-2011).
Akibat dari ganasnya makanan yang dikonsumsi manusia yang terus meningkat setiap tahunnya harus ada pencegahan dan penyadaran agar berhati-hati terhadap makanan yang dikonsumsinya. Ada tiga cara untuk mencegah dan mengurangi agar tidak mudah terkena penyakit. Pertama, seringlah melakukan olah raga setiap pagi supaya ada proses pembakaran lemak yang menumpuk di dalam tubuh. Kedua, biasakan mengkomsumsi memakan makanan atau minuman yang mengandung vitamin atau zat-zat baik yang dapat menetralisir racun yang dihasilkan dari zat-zat jahat, dan terakhir, teratur makan sayur-sayuran dan makanan yang masih segar yang masih baru diambil dari pohonnya. Asy'ari, Sos IV*
0 komentar:
Posting Komentar