Pemanasan global merupakan proses perubahan alam secara tidak wajar, baik dari segi suhu maupun kandungan udara. Perubahan suhu yang semakin memburuk (meningkat) dan kandungan udara yang semakin kotor menjadi faktor yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global ini semakin hari semakin menjadi. Tiada tanda-tanda penurunan, bahkan semakin meningkat dari hari ke hari. Hal ini menunjukkan bahwa suhu bumi semakin meningkat dan permukaan air laut juga semakin naik. Hal ini dibuktikan dengan naiknya permukaan air laut di persisir Jawa Tengah diperkirakan akan terus naik 7,74 mm per tahun dan suhu bumi tercatat yang terhangat sepanjang masa yaitu pada tahun 2005 hingga 2010 (data : National Oceanic and Atmospheric Administration).
Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pertama, efek rumah kaca yang menyebabkan suhu bumi semakin meningkat. Pada dasarnya rumah kaca sangat membantu untuk menyeimbangkan suhu bumi terutama di kutub utara dan kutub selatan. Seandainya tidak ada rumah kaca, kemungkinan besar keadaan bumi akan sama seperti planet Mars, di mana kondisinya yang sangat dingin dan akan menyebabkan tumbuh-tumbuhan tidak bisa bertahan hidup. Meskipun dapat menyeimbangkan suhu, rumah kaca tetap memberi efek yang negatif terhadap bumi. Dengan meningkatnya kandungan gas karbon dioksida di atmosfer, maka semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Dampak dari masalah ini, suhu bumi meningkat rata-rata 1 hingga 5 derajat Celsius.
Kedua, aktifitas perindustrian merupakan puncak fenomena pemanasan global. Pembakaran bahan api fosil mengeluarkan banyak gas rumah hijau terutama gas karbon dioksida. Pertumbuhan perindustrian yang semakin banyak menyebabkan pencemaran udara dan membuat kandungan udara semakin kotor. Seperti yang kita lihat sekarang, banyak pabrik yang dibangun di kawasan Rungkut, maupun daerah lain di Surabaya. Kegiatan pabrik-pabrik ini mengakibatkan kadar udara di Surabaya menjadi kotor. Bahkan, Surabaya dikenal sebagai kota yang mencatat urutan ketiga terburuk dari segi kandungan udara setelah Bangkok dan Jakarta.
Ketiga, penggunaan kendaraan bermotor yang sangat tinggi, sehingga hasil pembakaran mesinnya mengeluarkan gas beracun dan tidak sehat untuk alam sekitar. Asap dari kendaraan bermotor tersebut mengandung gas karbon dioksida dan karbon monoksida yang bisa mencemarkan udara. Mayoritas masyarakat hari ini memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor untuk melakukan perjalanan agar lebih cepat sampai di tujuan. Oleh sebab itu, kendaraan bermotor menjadikan kandungan udara semakin buruk.
Keempat, kegiatan pembakaran hutan secara besar-besaran saat ini masih kerap dilakukan oleh manusia. Dengan alasan bahwa pembakaran hutan dilakukan untuk menjalankan aktifitas pertanian. Hal ini juga mengakibatkan bumi semakin panas karena kandungan oksigen dengan karbon dioksida tidak seimbang. Dampak dari pembakaran hutan tersebut mengakibatkan kandungan karbon dioksida lebih tinggi daripada kandungan oksigen.
Kelima, aktifitas pertanian yang menggunakan racun serangga dan baja kimia yang berlebihan serta aktifitas peternakan juga menjadi faktor pencemaran udara. Penggunaan racun-racun serangga dan baja kimia ini akan mengeluarkan gas metana. Selain itu, hasil buangan kotoran hewan ternak seperti kambing dan lembu banyak mengeluarkan gas metana ke angkasa.
Keenam, penebangan hutan secara besar-besaran menyumbang terjadinya pemanasan global. Manusia sesuka hati mengmbil hasil alam dengan menebang pohon di hutan untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga sumber daya hutan semakin habis. Kandungan oksigen di udara semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat. Tumbuhan hijau di alam ini semakin pupus dan kandungan udara juga semakin kotor.
Faktor-faktor di atas jelas menunjukkan bahwa semua perbuatan tersebut adalah ulah manusia sendiri. Manusia cenderung memikirkan keuntungan dan kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi pada alam sekitar. Bahkan, perkara ini menjadi hobi bagi manusia yang senantiasa melakukan kerusakan di bumi ini. Disebabkan ulah manusia yang tidak beradab ini, banyak gas beracun yang terbebas di udara. Semakin banyak gas karbon dioksida, karbon monoksida dan metana yang dihasilkan, semakin banyak haba yang terperangkap oleh lapisan ozon, lalu meningkatkan suhu udara secara global.Eny Mafruhah, Psikologi IV*
0 komentar:
Posting Komentar