Rabu

Budaya Membaca Buku Semakin Luntur

Skenario hari ini menunjukkan bahwa
budaya membaca buku mulai luntur di kalangan mahasiswa. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu luang mereka daripada hal-hal yang tidak berfaedah. Seperti cangkruan, fb-an, internetan dan lain-lain. Tidak ada sedikit pun waktu luang mereka untuk membaca buku. Bahkan, untuk mengerjakan tugas kuliah, mahasiswa lebih memilih untuk mencari referensi di internet, tanpa membaca buku terlebih dahulu. Mereka menganggap dengan browsing di internet semua data yang mereka perlukan terpenuhi dan mereka bisa menyelesaikan tugas mereka dengan mudah dan cepat.
Seperti yang kita ketahui, kesuksesan seorang mahasiswa bisa tercapai dengan memastikan keseimbangan akademik dengan kegiatan ekstra kampus terjaga. Mahasiswa hanya mendapatkan 15 persen dari pembelajaran di dalam kelas, dan selebihnya mereka terpaksa mencarinya sendiri melalui bacaan buku, diskusi dan lain-lain. Penyampaian materi oleh dosen di dalam kelas saja tidak cukup dan sangat minim bagi mahasiswa untuk menguasai suatu materi kuliah. untuk mengatasi hal ini, mahasiswa perlu banyak membaca buku dan mencari referensi di luar jam perkuliahan. Oleh sebab itu, mahasiswa harus mendalaminya dengan kemauan dan inisiatif diri mereka sendiri supaya hasilnya lebih baik dan mantap.
Hasil survei menunjukkan 72% mahasiswa berminat untuk membaca buku dan selebihnya tidak berminat untuk membaca buku. Akan tetapi prosentase mahasiswa yang suka membaca buku menunjukkan bahwa mereka suka membaca novel dibanding bahan bacaan yang lain, terutama buku ilmiah. Prosentase tersebut adalah sebesar 46%, diikuti dengan buku ilmiah sebesar 39%, komik 13% dan 2% lagi tidak merespon. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih memilih untuk membaca novel di waktu luang mereka di banding bahan bacaan lainnya. Seharusnya mahasiswa lebih memilih untuk membaca buku ilmiah karena status mereka sebagai pelajar membutuhkan input yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.
Selain itu, dari 100 subjek mahasiswa, 60% di antaranya tidak mempersiapkan diri membaca buku sebelum masuk kelas. 37% mahasiswa lainnya membaca buku sebelum masuk ke kelas dan 3% lagi memilih untuk tidak merespon. Keadaan ini sangat ironis sekali karena kebanyakan mahasiswa masuk kelas tanpa dibekali pengetahuan sedikitpun tentang materi yang akan mereka pelajari. Dampaknya, mereka hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh dosen tanpa mengerti pokok bahasan yang disampaikan. Dengan begitu, mahasiswa tidak bisa berfikir lebih kreatif.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa kurang tertarik untuk membaca buku. Pertama, sikap individu itu sendiri. Mahasiswa cenderung bersikap malas untuk membaca buku dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka. Sekiranya sikap kurang sadar mereka terus-terusan dibiarkan, malah akan menjadi penghalang mereka untuk sukses.
Kedua, ada sebagian mahasiswa yang sibuk dengan aktivitas ekstra kampus dan aktivitas ekstra lainnya sehingga tidak sempat meluangkan waktunya untuk membaca buku. Kesibukan kerja atau organisasi kampus membuat mereka kewalahan dan akhirnya mereka menghabiskan sisa waktu mereka dengan tidur dan istirahat.
Ketiga, kebanyakan buku ilmiah dan buku-buku lainnya tidak menarik untuk dibaca. Alur buku ilmiah cenderung bersifat mendatar. Hal ini membuat mahasiswa semakin malas untuk membaca, selain mereka juga merasa tidak ada kepentingan untuk membaca buku-buku ilmiah. Mereka hanya akan membaca buku ilmiah ketika dalam keadaan mendesak. Sebagai contoh, hal ini dilakukan ketika suatu tugas dari dosen yang membutuhkan referensi dari beberapa buah buku. Dengan itu, barulah mereka meluangkan masa mereka untuk membaca buku.
Untuk mengatasi masalah ini, perkara pertama yang harus dibenahi oleh setiap mahasiswa adalah sikap diri mereka sendiri. sikap malas dalam diri haruslah dibuang jauh-jauh supaya tidak menjadi penyakit dalam diri mereka sendiri. Langkah ini penting supaya mahasiswa mengisi waktu luang mereka dengan membaca buku. Oleh karena itu, mereka akan mendapatkan pengetahuan baru, di samping memperkaya bahasa seseorang. Setiap mahasiswa harus menanam niat baru dalam diri mereka sendiri untuk berubah menjadi seorang yang lebih berwawasan dengan membaca buku.
Justru, membaca buku harus menjadi budaya kehidupan seseorang supaya mereka bisa meluaskan pengetahuan mereka terhadap sesuatu hal. Kalau bisa, mereka harus mempunyai target untuk menghabiskan satu buah buku dalam beberapa hari. Perkara ini harus dilakukan rutin dan kontinyu supaya ia tidak terhenti begitu saja. Dengan begitu, membaca buku akan menjadi kebiasaan bagi mahasiswa sehingga seseorang itu akan suka untuk membaca buku tanpa dipaksa oleh keadaan. Mahasiswa akan merasa senang ketika membaca buku, dan akan menjadikan buku sebagai temannya sewaktu-waktu. Ketahuilah bahwa buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku, seseorang itu akan dapat mengetahui isi seluruh alam ini dan pengetahuannya juga akan bertambah. Itulah yang membedakan seorang individu dengan yang lainnya, yakni ilmu (wawasan pengetahuan yang dimiliki). Eny Mafruhah, Mahasiswa Psikologi IV



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes